Definition List

Hikmah Ilmu Karomah Wahyu Agung Ayat Singgasana Asma Nur Wahid -1

Sahabat Kang Adin Rahimakumullah...
Berikut ini akang sampaikan salah satu kiriman dari hamba Allah, yang mana beliau merupakan salah satu anggota Komunitas kami yang telah berhasil mendapat manfaat dari ketekunannya sebagai pengamal dan Pengguna Ilmu Karomah Wahyu Agung Ayat Singgasana Asma Nur Wahid (Asma Tunggal Sejati)..
Selamat membaca dan semoga kita bisa mengambil hikmah dari pengalaman spiritual beliau, aaamiiin..
Pengalaman yang Ana akan ceritakan ini tidak bermaksud untuk menggurui, apalagi takabur, riya, dan menyombongkan diri. Tapi, mudaha-mudahan saja mitra bisa mengambil hikmah dan manfaatnya bahwa ternyata mempelajari ilmu Allah SWT, tidak semudah menjentikkan jari. Apalagi Ana sendiri, waktu pertama kali dikenalkan dengan ke Ilmuan ini, tidak muncul dari ke inginan sendiri, tapi karena ikut-ikutan diajak oleh kakak dan 3 teman lainnya, sungkeman ke Guru Pertama asatid, yaitu : Guru Ust. Dadang Hermawan, di Di Kampung  Cikawung, Ci heulang Ciparay Bandung.
Masih ingat pada kali pertama Ana diperkenalkan padanya, kakak bilang, “Tolong Pak Ustad, ajari adik saya ini Karomah Wahyu Agung Ayat Singgasana Asma Tunggal Sejati, supaya hidupnya berubah jadi anak yang baik, tidak urakan lagi.  Jadi rajin beribadah, dan hidupnya barokah.
Ana sangat malu sekali saat itu, karena ketahuan belangnya oleh semua orang. Tapi, singkat kata, alhamdulilah sang guru menerima dan lantas meng-ijazahi Ana  dengan ke ilmuan tersebut.
Terus terang, begitu pertama kali Ana  dikasih amanat untuk melaksanakan Riyadhah ke Ilmuan tersebut, sangat bingung dan malas sekali. Bahkan nyaris mengerjakannya asal-asalan, tapi untunglah kakak, abah, dan umi, selalu setia mengawasi dan memperhatikan Riyadhah yang Ana lakukan.
Riyadhah yang Ana lakukan itu tidak serta merta berjalan mulus, tapi sampai di ulang tiga kali riyadhah saking nakalnya. Riyadhah pertama selama 40 hari, gagal di hari ke 7. Riyadhah ke 2 gagal lagi karena malas di hari ke 21, dan baru Riyadhah ke 3, alhamdulilah nyampe ditujuan,  genap 40 hari tuntas, meskipun sambil engap-engapan.
Waktu sungkeman lagi ke Guru, untuk penilaian hasil Riyadhah yang Ana  lakukan, guru bilang, “Kamu harus bersungguh-sungguh dalam melakukan Riyadhah ini. Kamu harus ikhlas, sabar, tawakal, istiqomah supaya mendapatkan hasil tumaninah, barokah dunia akhirat. Minta maaf kepada orangtuamu, karena mereka sangat  berkeluh kesah kepadamu selama ini. Jangan begitu, jadilah anak yang sholeh dan barokah.”
Katanya lagi,Teruskan lagi Riyadhahnya, karena kamu belum maksimal thaharohnya, ulang lagi Riyadhah selama 40 hari. Dan laksanakan riyadhah seperti biasa, barengi dengan melakukan tirakat shaum sunat Nabi Daud minimal sampai selesai 40 hari maksimal sampai 5 tahun sesuai jumlah weton kelahiran ana [ Lahir Minggu, weton 5 Tahun]. Kerjakan dengan Ikhlas, sabar, tawakal dan husnudhon selalu kepada Allah SWT dan mahluknya, karena dari mulai sekarang kamu akan di uji dan di tempa oleh berbagai macam ujian. Yakinlah, jika kamu Ikhlas, sabar, istiqomah dalam ibadah, husnudhon dalam menghadapi semua ujian, yakinlah kamu pasti bakal lulus muridku.”
“Abu doakan dari jauh, selamat mendirikan pondasi Rumah ibadah yang kuat, Jadikan sholat yang khusu sebagai tiang ibadahnya, pagari dengan Shaum yang sabar sebagai temboknya, naungi atapnya dengan suka bersedekah. Harumkan dan hiasi pekarangan rumahnya dengan  baca Al qurán, beramal dengan ikhlas  dan mutaba-ah .” katanya lagi.
 Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Dan inilah yang pertama terjadi, akibat Ana lalai tidak mematuhi  nasehat dan  amanat dari guru, ujian berupa hukuman pun mulai membayangi kehidupanku. Walaupun ini bukan satu-satunya alasan berat yang menyebabkan Ana mangkir dari tanggungjawab, dan karena alasan sibuk menyelesaikan kuliah komputer di Bandung, ahirnya amanat dan perintah guru supaya istiqomah dalam riyadhah, semuanya jadi  terlupakan.
Ujian  peringatan pertama yang Allah SWT turunkan kepadaku, terjadi ketika Ana selesai kuliah dan berencana menikah. Keputusan yang salah dan sikap urakan sepihak yang diambil Ana waktu itu ( telah memutuskan pernikahan setelah bertunangan, akibatnya menyulutkan api kemarahan yang membara dari pihak yang dirugikan) ternyata menyeret Ana harus kembali lagi menghadap guru ana dan harus ber-takhali, serta bermusabah kembali  dengan ke Ilmuan Asma Nur Wahid yang  hampir terlupakan.
Guruku bilang, “Syukurlah kamu datang lagi ke sini. Tindakan yang kamu telah lakukan itu sangatlah salah. Bersihkan kesalahanmu yang lalu dengan berbuat kebaikan dimasa datang. Kalaulah kamu sekarang menerima akibat dari perbuatanmu yang lalu, terimalah dengan rasa rumasa dan berkhusnudhonlah kepada semua orang. Sebaiknya kamu melakukan Riyadhah kembali dengan lebih khusu dan ikhlas, karena kamu punya tugas yang berat kali ini, bukan Cuma harus memperbaiki akhlaq kamu, tapi kamu juga harus memperbaiki dan mengobati ibumu yang saat ini lagi sakit keras. Hanya kamulah yang harus menyelesaikannya...”
Mitra, Sejak Ana memutuskan pertunangan sepihak,  ibuku mendadak sakit keras. Kata dokter ibuku normal, dan sehat wal afiat. Tapi, kenyataanya ibuku menderita sakit yang sangat aneh, bila waktu malam tiba, dari waktu Maghrib sampai tengah malam, badanya tiba-tiba menggigil kedinginan, napasnya ngos-ngosan dan matanya melotot seperti sedang ditenggelamkan ke dalam air. Semua upaya telah keluarga lakukan untuk mengobatinya, termasuk mendatangkan dokter, dan orang pintar, hasilnya tetap tidak memuaskan. Dan, setelah Ana silaturahim lagi ke guru, hijab pun terbukalah. Ternyata ibuku terkena santet, akibat ulahku sendiri. Dan harus  ana sendirilah yang mengobatinya.
Kali ini Ana kapok, dan mulai percaya kepada Ilmu Allah SWT. Sejak saat itu ana mulai memperbaiki prilaku yang urakan, ana juga mulai bersungguh-sungguh beribadah melakukan Riyadhah menyempurnakan ilmu Allah SWT yang ana dapatkan dari guru. Bahkan ana juga melakukan perjalanan musafir tolabul ilmi ke berbagai tempat ( guru yang domisilinya dekat seperti : [KH. Ali Imron, KH. Ohan Burhanudin, KH. Yaya Hudaya, Ust. Ujan Dian], guru yang domisilinya jauh: Ust. Dedin, KH. Hasan Ma’ruf, KH. Araudin, KH. Rukmana], menemui orang pintar untuk meminta nasehat, ilmu, serta doánya agar urusan ana untuk menyembuhkan ibu yang sakit cepat terkabul.


Seiring waktu berjalan, Shaum Daud pun ana laksanakan sesuai perintah guru. Selama 2,5 tahun ana melakukan laku prihatin dan membersihkan hati untuk mendapatkan ridho Allah guna kesembuhan ibuku, dan Alhamdulillah Allah SWT menjawab doaku.  Allah SWT memberikan hidayah melalui mahluknya yang sholeh kepadaku, hingga ana bisa menjinakkan sihir yang mencekik dan menenggelamkan ibuku dalam penderitaan  sihir jahat selama 2,5 tahun.  Waqul Jaa-al haqu wa jahaqol bathil innal bathila kana jahuqo...Alhamdulilah, sejak hari itu ibuku sembuh. Ya makbul Ya Allah.
Hikmahnya, mitra, sejak saat itu ana semakin yakin kepada Allah SWT dan kepada Ayat-ayatnya yang sempurna. Semua wahyu Allah SWT yang tersurat, dan tersirat  dalam Al qurán yang agung, demi Allah, demi Rosulullah sangat benar ! Al qurán bisa dijadikan penolong untuk mengatasi semua masalah dalam kehidupan, baik urusan dhohir maupun bathin. Urusan yang terang, maupun tersembunyi. Yakinlah, Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya Pertolongan/ rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Hikmah lainya mitra, nikmat keduniawian tidak lama setelah itu ana dapatkan. Ana di anugerahi istri yang sholeh, keturunan seorang kyai di desa seberang tanpa bersusah payah. Bahkan ana pun dianugerahi tanggung jawab harus bakti kepada ayah mertuaku, membatu mengurus pendidikan yang ayah mertuaku bangun, selama minimal 12 tahun, atau sampai anak-anaknya mampu memegang amanat tanggungjawab tersebut, [seperti layaknya nabi Musa AS, ketika ditikahkan kepada Anak putrinya seorang nabi , beliau pun harus berbakti membantu ayah mertuanya selama 12 tahun], sampai ahirnya ana pun harus undur diri karena perintah Allah SWT, untuk melaksanakan perintah berdakwah di kampung sendiri. Semua kenyamananpun ana tinggalkan, ana pulang kampung bersama istriku, dan mulai membagun maqom tempat mukim di atas tanah bekas caringin runtuh, di Kampung Pamoyanan Desa Cikitu Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. (Maaf, kami sembunyikan identitas dan alamat, serta Photo pelaku, demi kebaikan pelaku /pengamal)
Dan inilah babak baru bagi kehidupan ana dan keluarga memulai kehidupan lagi dari awal, dan ini merupakan perjalanan spiritual yang sebenar-benarnya. Di sinilah kami sekeluarga hidup, berdakwah sesuai kemampuan, dan berusaha untuk selalu bergaul menebar kebaikan dan berkhusnudhon kepada tetangga dan kaum kerabat. Sampai akhirnya, ana dipanggil lagi oleh guru secara khawatif untuk menerima ijazah Karomah Ilmu Wahyu Agung Singgasana Asma Tunggal Sejati tingkat Senior,  bi idnilah, biquwwatilah, biqudrotilah, bi ijjazatilah, bi syafa-ati Rosulilah...
Semoga bermanfaat...

]

Post a Comment

0 Comments